Senin, 12 Oktober 2009

Melewatkan Moment Penting


Jadi di hari Senin ini pertama kalinya gue naik angkot buat berangkat ke sekolah, biasanya cuma pas pulang doang. Gue bangun pagi jam 5 dan masih sedikit ngantuk tapi gue paksa mengingat kalau hari ini harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Gue mandi dan sarapan, saat itu ortu gue udah berangkat buat nganterin kakak gue ke kost. Gue selalu bentar-bentar liat jam supaya gue ga telat tapi tiba-tiba aja perut gue berasa ga enak, yah jadinya bolak-balik kamar mandi. Setelah itu gue buru-buru berangkat dan gue bawa tas langsung keluar rumah nungguin angkot.


Waktu itu dijalanan masih sepi banget, padahal biasanya udah mulai padet, jadinya gue yakin kalo hari ini ga terlambat. Setelah nunggu beberapa menit, angkotnya lewat dan gue langsung naik. Perut gue mulai berasa ga enak lagi gara-gara kena angin yang dingin banget bagi gue, padahal bagi yang lain adem. Lama waktu telah berjalan tapi gue masih di kalimalang, ternyata macet banget disana waktu itu. Gue pun jadi mikir kalau bakalan telat hari ini, tapi gapapa deh sekali-sekali, toh gue langsung masuk juga koq. Akhirnya gue masuk ke sekolah, dan para guru piket udah menghadang anak-anak yang terlambat termasuk gue. Ternyata seorang bapak guru mengatakan kalau gue harus masuk jam ke dua! parah, padahal ga telat-telat amat. Mana di pelajaran pertama itu ada surprise buat wali kelas tercinta yang berulang tahun tepat hari ini, dan masa gue ga ikut?


Akhirnya gue pun nunggu deh dengan berat hati dan semoga langsung dibolehin masuk jam pertama. Tapi tiba-tiba aja, seorang guru nanya gue pake rompi ato engga, dan gue baru sadar kalau gue ga bawa alias ga pake, soalnya gue buru-buru dan pake jaket jadi ga sadar buat make rompi, soalnya di skul gue rompi ini harus dipake hari Senin dan Rabu kalau ga yah harus beli seharga 55 ribu rupiah, mahal bukan? Akhirnya gue ke lantai 3 buat beli deh, lemes deh gara-gara udah ga ikut surprisenya dan terpaksa beli (walopun ngutang sih). Setelah gue beli, langsung gue pake dan nunggu di lobby lagi nunggu sampai jam 07.15 baru boleh masuk, dalam hati guw berharap buat masuk duluan, yah paling engga nunggu di samping kelas gue lah, sapa tau masih bisa ikut surprisenya.


Gue lewat depan kelas, dan ternyata lagi belajar kayak biasa, dan gue sedikit lega, dalam pikiran gue, mungkin belom ngadain kejutannya, mungkin nanti pulang sekolah. Gue pun nunggu deh sambil duduk dan ngeliatin murid-murid yang lagi olahraga voli. Eh, seorang teman gue di kelas sebelah tiba-tiba aja keluar, dan dia bilang "lho ngapain lo gus?, gimana surprisenya tadi?". Gue pun melongo " hah, kejutannya udahan tadi?! parah gue ga ikut!". Ya udah deh, gagal gue ikut kesenangan tadi pagi, padahal katanya seru banget kejutannya. Gue pun sedikit kecewa sih, kenapa gue telat yang pertama ini sekaligus melewatkan hal yang penting seperti hal itu. Tapi, yasudahlah. Bel kedua pun berbunyi dan saatnya masuk, gue nunggu depan kelas nunggu wali kelas gue keluar, lalu langsung gue ucapin selamat ke dia, dan bilang kalau gue telat, eh kayaknya dia cuma ketawa-ketiwi bahagia merah-merah gitu, trus ga diomongin lagi deh tuh masalah telat. Gue pun masuk dan ngerasain kegembiraan yang baru saja selesai. Gue melewatkan surprise, makan kue, dan foto-foto, dan cuma gue yang ga ikut di kelas. Fiuh. Tapi untungnya setelah kejadian tadi ga buat gue down tapi malah buat gue untuk tetap semangat menjalani hari.

Penjara


Saat ingin sejenak melihat cahaya

aku tidak bisa karena dikelilingi oleh tembok beton

Saat ingin berjalan keluar

tetap tidak bisa karena kakiku diberi pemberat

Saat ingin berbicara dan mengungkapkan sesuatu

lagi-lagi tidak bisa, mulutku serasa dijahit dengan rapatnya


Tubuhku seperti tidak bisa kujalankan

tubuhku bukan milikku

Pikiranku dan tubuhku berjalan ke dua arah yang berbeda

Masing-masing punya pikirannya sendiri

seperti terkungkung dalam jeruji besi,

aku ingin mengekspresikan diriku apa adanya pada dunia

tapi diselimuti rasa takut akan penolakan


Itulah keadaanku saat berada di sana

dikendalikan hanya oleh pikiranku semata

dan hampir saja aku terbunuh oleh karenanya..

Senin, 05 Oktober 2009

Kata yang Mengubah Segalanya


Pertama-tama gue akan mengajukan sebuah pertanyaan. Apa sih arti sebuah kata itu untuk kalian?


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 1997 menyebutkan bahwa, kata adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.



Ya memang menurut kamus kata bukan merupakan sesuatu yang berarti dan penting, hanya sebagai pelengkap dalam sebuah bahasa, namun sebenarnya kata itu punya kekuatan dan keajaiban. Kata-kata yang gue maksud itu bukan hanya dalam percakapan kita sehari-hari tapi juga percakapan yang kita katakan dengan diri kita sendiri. Menurut penelitian yang ada, perkataan dalam diri itu mempengaruhi 100% diri kita sendiri dibanding komunikasi dengan orang lain. Itu semua lah yang bisa membentuk diri kita saat ini.

Terkadang saat kita berpikir hal yang tidak menyenangkan tentang diri kita sendiri, maka saat itu juga lah yang terjadi, dan guw pun merasakan hal yang sama waktu itu. Bila kita berpikir kalau ga bisa melakukan sesuatu yang orang lain bisa maka selamanya juga ga bisa melakukan hal tersebut, tapi saat berpikir klo kita bisa maka tanpa sadar kita pasti bisa melakukannya. Semuanya berasal dari akal bawah sadar kita. Yang terpenting kita harus mengubah kata-kata, baik yang kita ucapkan maupun yang kita pikirkan. Saat semuanya diubah menjadi kata-kata yang berenergi tinggi alias positif, maka semuanya akan berubah sedikit demi sedikit.

Kata bukan hanya sebuah tulisan
Kata bukan saja terdiri dari huruf-huruf yang disatukan
Kata adalah sebuah ungkapan
yang memiliki arti yang mendalam bila dimasukkan perasaan kedalamnya
Kata dapat menjadi keajaiban saat anda percaya bahwa kata-kata yang anda katakan pada diri anda sendiri dan oranglain dapat mengubah pandangan hidup
Karna itulah kata-kata ada untuk mengungkapkan segalanya menjadi lebih indah